Senin, 19 Juli 2010

KSATRIA

Sayamenulisartikel ini saat kondisi Psikis dalam keadaan labil.Kesabaransayasedang di uji,tapi saya berusaha sekuat tenaga untuk melepaskandiridari ego,melihat lebih luas pada hamparan pemikiran yangrealistis.Sayayang sampai hari ini meyakini falsafah sesepuh SH :Sekeras-kerasnyahati dan pribadi seseorang akan luluh juga jikadihadapi dengankelembutan dan kasih sayang.
Tapi dimanakahfalasafah ini sekarangberada ?di dalam hati sering datang danpergi,Nafsu ingin membunuhsering menghampiriku…karena kenyataan dalamhidup ini.kalau tidakdiserang yang diserang,kalau menghindar itu butuhkesabaran,kalau tidakmenghindar pasti akan berlawanan……sebenarnyasikap seperti apa yangpaling bijaksana sebagai seorang pesilat ketikamenghadapi setiappermasalahan ?
Saya coba untuk menterjemahkannya dengan segenap kemampuan ,walau ini tidak cukup untuk melampiaskan rasa jengkel.

Tanpamengurangirasa hormat saya, terhadap para pendahulu ilmu beladiri,serta apa yangdiajarkan mereka, saya mencoba menulis apa yang sayabisa artikan sampaisaat ini. Lagipula, saya hanyalah manusia dalamperjalanan.
Pertamaadalah saya sering kali mendengar banyak sekaliocehan gak jelas dariteman- teman saya, tentang gimana mereka bertahankalau diserang. Denganhormat terhadap kaum feminis, dan pemerhatikemanusiaan, perkelahian itutidak mengenal belas kasihan, perkelahianitu bukan kompetisi dengansegala aturan.
Perkelahian adalah dimanamakhluk mengeluarkan instingdasar mereka untuk bertahan hidup, tidakada lg batas halal atau haram,mereka akan mengoptimalkan seluruhpotensi dirinya, untuk selamat.Bukan sematabaku hantam bogem mentah, atau saling mengunci satu samalain.Bayangkan sebuah tusuk gigi pun bisa melukai atau membunuh orangbiladitancapkan di mata atau bagian tubuh yang lunak. Itulahperumpamaangue, tentang tidak terbatasnya bentuk cara melawan. Melihatsegalasituasi dan kondisi dan memanfaatkannya 100% demi kemenangandankeselamatan nyawa. Tidak ada benar atau salah, tidak ada curangataujujur, tidak ada pengecut atau pemberani. Bahkan menjadi cukupberaniuntuk jadi seorang pengecut demi menyelamatkan pantat(nyawa) kitayangberharga.
Saya pernah mendengarbahwa manusia yang diberi talentauntuk berlidah tajam, akan menyerangdengan kata- kata pedasnya, lalumereka berharap bahwa orang akan takluksetelah itu. Dengan hormat,kepada semua orang yang merasa bacotnyadapat menaklukkan orang cumakarena orang yang dibacotin tidak membalas,faktanya kata- kata hanyaakan melukai emosional. Apapun sumpah serapahyang diberikan, tidakakan merubah status apapun. Mereka yang berlidahtajam akan mudahditaklukkan dan dibunuh, seperti rezim membungkam parademonstran.Karena pada dasarnya mereka membatasi instrumen bertahandirinya, danmerasa orang yang bungkam tidak mampu mencelakakan mereka.Percayalah,saat tidak ada batasan hukum yang bisa melindungi kalianorang- orangberlidah tajam, maka kalian tak lebih dari krim yang denganmudahdihancurkan. Jangan dorong orang ke titik itu.
Seorangdapat denganmudah, dengan sombongnya menyuguhkan bentuk- bentuk indahdaribeladiri, tp tanpa kejujuran, dan keefektifan, semua hanyalahomongkosong. Efektif dan jujur dalam bergerak, jangan berlebihan,janganterburu- buru, jangan aneh- aneh, selesaikan secepatnya, janganmembuatterlalu banyak bunga, ini bukan kontes keindahan. Bukan lg benaratausalah, tapi tepat atau tidak tepat. Lihat siapa musuhnya, dantaklukkandengan segala cara.
Mengapabeladiri itu bukan kompetisi? karenatidak ada kejujuran dalamkompetisi, pada satu titik beladiri harusmematikan lawan dengan caraapapun juga. Dengan kompetisi dan aturan,inti sari dari mengoptimalkansegala kemampuan menjadi hilang. Apakahmungkin untuk melakukan aksimenggigit bila sudah dalam posisi terkuncidalam kompetisi, atau menusukmata dan hal lain yang sifatnya mematikandalam sebuah iklim perlombaan ?
Orangyang hidup dalam jalanbeladiri mengerti bahwa mereka tidak boleh, tidakbisa dan tidak akanpernah membuka celah untuk serangan pada dirinya.Mereka secara rutinakan selalu memeriksa dirinya dan mencobameningkatkan kefektifandirinya. Mereka tidak akan memancing sebuahpermusuhan, karena mengertibahwa hal kecil akan bisa berkembang menjadibesar, sehingga berpeluanguntuk menjadi maut untuk dirinya. Merekatidak berteman, tidakberistri, tidak berhubungan dengan individu lainselain dirinya dantidak menciptakan keterikatan pada apapun, karenasadar bahwa setiapikatan dapat mencelakakan orang lain maupun dirinya.Sebagai contoh,mungkinkah seratus persen mengoptimalkan pertahanandiri, saat pikiranterpecah antara melindungi diri, atau melindungi yangdisayangi.
Hidup di jalan beladiri berarti 100% mengabdikan diri, segenap jiwa dan raga pada jalan ini. Seumur hidup mengasah diri

Tidak ada komentar: