Selasa, 25 Januari 2011

SEJARAH PENCAK SILAT & IPSI



Pencak Silat
Pencak silat adalah seni beladiri yang berakar pada rumpun melayu. Seni beladiri ini banyak ditemukan di Brunai, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura dan negara-negara yang berbatasan dengan etnis melayu. Banyak ahli sejarah menyatakan bahwa pencak silat pertama kali di temukan di Riau pada jaman kerajaan Sriwijaya abad ke VII walaupun dalam bentuk masih kasar. Seni beladiri melayu ini kemudian menyebar keseluruh wilayah Sriwijaya, Semenanjung Malaka dan pulau Jawa.

Namun keberadaan pencak silat baru tercatat dalam buku sastra pada abad XI, dikatakan bahwa
Datuk Suri Diraja dari kerajaan Pahariyangan di kakibukit gunung Merapi telah mengembangkan silat Minangkabau disamping bentuk kesenian lainya. Silat Minangkabau ini lalu menyebar ke daerah lain seiring dengan migrasi para perantau. Seni beladiri Melayu ini mencapai puncak kejayaanya pada jaman kerajaan Majapahit abad XVI. Majapahit memanfaatkan ilmu pencak silat sebagai ilmu perang untuk memperluas wilayah teritorialnya. Majapahit hampir menguasai seluruh nusantara kecuali kerajaan Priyangan di tanah Pasundan yang tidak bisa dikuasai penuh.

Tentara kerajaan Priyangan terkenal hebat dengan pencak silatnya. Karena wilayahnya terisolir dan terbatasnya pengaruh dari Majapahit, seni pencak silat kerajaan Priyangan hampir tidak mendapat pengaruh sedikitpun dari silat Minangkabau. Pencak silat kerajaan Priyangan yang paling terkenal adalah Cimande.

Para ahli sejarah dan kalangan pendekar sepakat bahwa berbagai aliran pencak silat yang berkembang dewasa ini berasal dari dua gaya yaitu yang berassal dari Sumatera Barat dan Jawa Barat seperti yang diuraikan diatas. Selain itu pencak silat berkembang dari dua akar yaitu :

1. Akar bangsawan (dikembangkan bangsawan/ kerajaan, bersifat tertutup dan terjaga kemurnianya);
2. Akar rakyat (dikembangkan oleh pedagang/ ulama/ kelas masyarakat lainya, bersifat terbuka dan beradaptasi).

IPSI mendefinisikan pencak silat sebagai suatu kesatuan dari 4 unsur, yaitu :

1. Unsur seni ( merupakan wujud budaya dalam kaidah gerakdan irama yang tunduk pada keseimbangan, keselarasan dan keserasian);
2. Unsur bela diri (memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya dengan teknik dan taktik yang efektif);
3. Unsur olahraga (mengembangkan kegiatan jasmani untuk mendapatkan kebugaran, ketangkasan maupun prestasi olahraga);
4. Unsur olahbatin (membentuk sikap dan kepribadian luhur dengan menghayati dan mengamalkan berbagai nilai dan norma adat istiadat yang mengandung makna sopan santun sebagai etika kalangan pendekar).

Selama abad XX pencak silat telah berkembang pesat dan telah menjadi olahraga kompetisi dibawah penguasaan dan peraturan PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa/ The International Pencak Silat Federtion). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat ke beberapa negara didunia dengan tujuan pencak silat menjadi olahraga olimpiade, hanya anggota Persilat yang diakui yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional. Kini beberapa federasi pencaksilat nasional Eropa bersama Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 kejuaraan dunia pencak silat pertama diluar Asia yaitu di Wina, Austria. Pada 2002 pencak silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan pada Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan dunia terakhir adalah di Penang, Malaysia pada bulan Desember 2002. Selain dari Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga,masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama silek/ sikek dan silat di berbagai belahan bumi, diperkirakan ada ratusan aliran/gaya dan ribuan perguruan.

IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)



Walaupun di masa penjahan Belanda pencak silat tidak diberi tempat untuk berkembang namun masih banyak pemuda yang mempelajarinya. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas nasional. Melalui panitia persiapan persatuan pencak silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 disurakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh mr.Wongsonegoro. Program utama di samping untuk mempersatukan aliran-aliran dan kalangan pencak silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program ke pemerintan untuk memasukan pelajaran pencak silat di sekolah-sekolah. Usaha yang dirintis pada periode permulaan kepengurusan ditahun 50an yang kemudian kurang diperhatikan, mulai dirintis dengan diadakanya seminar pencak silat oleh pemerintah tahun1973 di Bogor. Dalam seminar itu di lakukan penetapan istilah bagi seni pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama 'Pencak Silat". Saat itu orang menyebut bela diri ini dengan sebutan berbeda-beda. Pencak berarti gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar , latihan dan pertunjukan. Silat berarti gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada kerohnian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama,menghindarkan diri/ manusia dari beladiri / bencana. Dewasa ini pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, beladiri dan kebatinan. Definisi pencak silat (PB.IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah : "pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitar untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Yang Esa". Adapun makna dari lambang IPSI adalah :

* Warna dasar putih berarti suci dalam amal perbuatan;
* Warna merah berarti berani dalam kebenaran;
* Warna hijau berarti ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu yang menuju kemantaban jiwa karena selalu beriman dan bertauhid kepada Allah Yang Esa secara hikmad dan syahdu;
* Warna kuning berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir batin dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa;
* Bentuk perisai segi lima berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila serta bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati;
* Sayap garuda berwarna kuning berototkan merah berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan dinamika;
* Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar+4 lembar+8 lembar berarti tanggal berdiri IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar terdiri dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat proklamasi bersatu membangun negara;
* Untaian 5 lingkaran berarti bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara berbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan kegotongroyongan;
* Ikatan pita berwarna merah putih berarti bahwa IPSI merupakan ikatan pemersatu dari berbagai aliran pencak silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa ,berbahasa dan bertanah air Indonesi;
* Gambar tangan putih didalam dasar hijau menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan nasional melalui pembinaan mental/ fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian nasional serta berbadan sehak, kuat dan tegap.

SEJARAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TUNAS MUDA WINONGO MADIUN


Sejarah persaudaraan "Setia-Hati" disingkat S-H berawal pada tahun 1903 yaitu dengan didirikanya persaudaraan SEDULUR TUNGGAL KECER dikampung Tambak Gringsing-Surabaya oleh almarhum Bpk Ki Ngabehi Soerodwirjo dengan nama kecilnya Masdan. Saat itu nama permainan seni pencak silatnya adalah JOYO GENDILO dan hanya dengan 8 murid didahului oleh 2 saudara yaitu Noto/ Gunadi (adik kandung Ki Ngabehi Soerodwirjo) dan Kenevel Belanda. Pada tahun 1915 nama permainan seni pencak silatnya berubah menjadi JOYO GENDILO CIPTO MULYO. Organisasi itu mendapat hati di kalangan masyarakat pada tahun 1917 setelah melakukan demonstrasi pencak silat terbuka di alun2 kota Madiun dan menjadi populer di masyarakat karena memiliki gerakan unik penuh seni dan bertenaga. Pada tahun 1917 inilah oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo diganti nama menjadi PERSAUDARAAN SETIA HATI.

Ki Ngabehi Soerodwirjo wafat pada tanggal 10 Nov 1944, dimakamkan di makam desa Winongo,Madiun. Ibu Soerodwirjo (ibu Surijati) wafat pada tanggal 6 April !969 di makamkan di Winongo juga.

Tujuan/ sasaran SH yang ditempuh adalah : Bela negara, mengolah raga dan batin untuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat, dengan jalan mengajarkan SILAT (Pencak Silat) sebagai olahraga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, yaitu dengan meninggalkan semua yang menjadi larangan Allah dan melaksanakan semua perintah-perintahNya (MENS SANA IN CORPORE SANO-AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR). SH mengenal falsafah kesosialan tanpa batas dari hindu yang berbunyi TAT TWAM ASI (ia adalah kamu) serta falsafah Jawa KEMBANG TEPUS KAKI (yen dijiwit kroso loro ojo njiwit liyan/ kalau dicubit terasa sakit jangan mencubit orang lain).

Jelaslah bahwa ajaran ini ajaran yang mulia edi peni dan adi luhung. Oleh karena itu tidak mengherankan bagi kita bahwa segala bangsa dan semua agama dapat menerimanya, khususnya bangsa Indonesia.

Sejak tahun 1964, SH mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini tidak lain disebabkan keadaan juga, sebagian besar saudara2 SH sudah banyak yg lanjut usia, ditambah lagi dengan semakin kurangnya penerimaan saudara baru. Banyak saudara SH yang sudah sepuh satu persatu meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi saudara SH dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau keadaan yg demikian dibiarkan terus-menerus maka SH lambat laun akan mengalami kepunahan.

Untuk menghindari hal tersebut serta untuk melestarikan ajaran yang edi peni dan adi luhung tersebut, maka pd tanggal 15 Oktaber 1965 bapak Soewarno merasa terpanggil untuk bergerak (mengaktifier) kegiatan2 SH dengan serentak. Gerakan ini mendapat perhatian yang besar dari para pemuda dan dukungan yang kuat dari masyarakat, yang akhirnya berdaya guna untuk membantu HANKAM serta ikut Memayu Hayuning Bawono, membantu negara/ pemerintah dalam bidang ketertiban dan keamanan.

Dengan meningkatkan latihan jasmani (pencak) dan latihan rohani (iman dan takwa kepada Allah), maka dapat diharapkan pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.

Kepada para Tunas Muda "SH" diajarkan pelajaran pencak silat yang berasal dari para pendekar terkenal (sembilan orang pendekar) dan yang terakhir dari bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, saudara tertua dalam Persaudaraan "Setia Hati" Winongo. Dengan metode ini maka seluruh pelajaran dengan mudah diserap oleh para Tunas-Tunas Muda yang dapat berhasil dengan sukses.

Dalam penerimaan SH Tunas Muda harus dilakukan pengesahan terlebih, dengan di sahkan seseorang akan resmi menjadi warga. Karena ilmu-ilmu SH hanya boleh diketahui oleh warganya dan dilarang mengajarkanya kepada yang bukan warga. Untuk pelajaran tingkat lanjut baik itu akan diikuti atau tidak oleh seorang warga, itu merupakan kesadaran dari warga tersebut karena dalam SH tidak ada paksaan.

Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo selain di Madiun tidak pernah membuka perguruanya dimanapun seperti perguruan silat yang lain, jika ada itu hanyalah sebagai tempat berlatih dan silaturahmi saja. Seluruh saudara baru Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo baik dari Madiun, luar Madiun bahkan Mancanegara untuk menjadi saudara harus datang dan diKECER di Madiun, Jawa Timur. Hal ini untuk menjaga kemurnian aliran S-H mereka dan itulah yang menjadikan ikatan persaudaraan dalam perguruan ini sangat indah.

Senin, 02 Agustus 2010

–=SH TERATE DAN SH WINONGO=-

“Setia-Hati” berdiri tahun 1903 oleh Khi Ngabehi Suro Diwiryo.
Akar permasalaha pemicu pertentangan kedua kubu SHT dan SHW adl perbedaan ideologi antara Ki Ngabehi Suro Diwiryo dgn Hajar Hardjo Oetomo(murid eyang Suro).
MENURUT PANDANGAN:
1.Ki Ngabehi Suro Diwiryo
SH bkn tempat wadah perjuangan bangsa untuk pencapaian kmerdekaan,ttpi perkumpulan pencak silat &tdk mmbdakn SARA.
2.Hardjo Oetomo:
-SH adl sarana menggalang persatuan and alat prjuangn pncapaian merdeka.
.:Karena perbedaan tsb Hardjo Utomo mundur dr SH dan ijin kpd Eyang Suro utk mndirikan SH MUDA,tapi oleh Eyang Suro tidak diberi jawaban alias tidak direstui.Karena Eyang Suro mengtahui bhw di Pilangbango diadakn ltihan pencak silat,maka SH MUDA dicap oleh Eyang Suro sbg SH MERAH/SH KOMUNIS, SHM bersiasat mngbh nma mnjdi SH Pencak Sport Club(brgulir thn 1922).
Masalah terjadi dgn Belanda krn kt “PENCAK” tsb,akhirnya brgnti lagi mnjdi SH SPORT CLUB.
Thn 1942 atas inisiatip S.Soerengpati(tkoh Indonesia Muda),SH SPORT CLUB berganti mnjadi SH TERATE.
==================
FAKTA::::
Dari sini dapat dilihat bahwa antar SETIA HATI yang didirikan oleh Eyang Suro dengan SH TERATE adalah berbeda..
Mungkin dapt dktakan bermusuhan atau Penghianatan oleh murid ke Guru.
Jikalau ada yang memgatakan bhw Saudara2 SH TERATE adalah cucu atau saudara Eyang Suro, itu tidaklah benar.
Saudara tua sebenarnya adalah SH PANTI dan SH TUNAS MUDA WINONGO.
Hal itu terbukti bahwa Eyang Suro wafat thn 1944,sepeninggal beliau masih memiliki basis SETIA HATI di desa Winongo dgn murid2 beliau. Sedangkan tahun 1942 SH Jadi2an Hardjo utomo sudah ada di Pilangbango. Jadi dlm kurun waktu tsb tlh berdiri 2 perguruan:
1. SH asli Eyang Suro
2. SH pmbrontak Harjo utomo

))HUBUNGAN SH PANTI DENGAN SH TUNAS MUDA WINONGO((
+SH PANTI(sh surodiwiryan) adalah rumah Eyang Suro yg dahulu digunakan untuk menggembleng ilmu2 SH,Berpusat di daerah Panti,selatan rel kereta Winongo.
*** Sesepuh SH PANTI bapak KOESNI dan Pengasuh SH TUNAS MUDA bapak RDH SOEWARNO mengabdi pada Eyang Suro dari thn1939 dan hingga eyang meninggal, mereka belum dikecer. Akhirnya dikecer oleh murid Eyang Suro bernama Hadi Soebroto.
Perlu diketahui oleh kadang sh Terate,bahwa BapakRDH Suwarno bukanlah PENDIRI SH Tunas Muda Winongo, melainkan PENGASUH.

MENGAPA BERNAMA SH TUNAS MUDA DAN AKTIF TAHUN 1965?
-SETIA HATI Asli( bukan PSHT) sejak thn 1964 mngalami kemunduran dan tidak begitu aktif.
Dikarenakan berkurangnya pnrimaan murid baru, sebagian saudara SH sudah sepuh,bahkan meninggal.
Dikhwatirkan SH Asli akan mnglmi kpunahan,utk mnghindri hal tersbut, thn 1965 15 oct Bpk RDH Soewarno mngaktifkn kmbli kegiatan SETIA HATI.
Ini tentunya juga mndapat pngkuan dan persetujuan dari pihak SH PANTI,dapt dketahui bhwa SH PANTI mngijinkan pemakaian simbolnya pada SH Winongo ini.
Karena aktif dlm bntuk organisasi dan mndpt ijin notaris, dlm SHWINONGO disisipkan kata TUNAS MUDA,yang artinya SH yang akan bersinar kembali.
SH PANTI hingga sekarang masih ada dan seluruh organisasi penerimaan anggota,acara Suran Agung dan halal bihalal ditangguhkan kepada SETIA HATI TUNAS MUDA WINONGO MADIUN.

MENGAPA DALAM PENERIMAA SH TUNAS MUDA HARUS DILAKUKAN PENGESAHAN TERLEBI DAHULU??
-Dengan disahkan,seseorang akan resmi mnjdi Warga. Ilmu2 SH boleh diketahui hanya oleh warga dan dilarang mngjrkan kpd yg bkn warga.
Untuk pelajaran tngkt lnjut baik itu akan diikuti atau tdk oleh seorang warga,itu mrpkn ksdaran dr warga tsb. Karena SH tidak ada paksaan.

APA SEBAB ANGGOTA SH WINONGO TIDAK BEGITU BESAR DAN SEPOPULER SH TERATE?
-Hal ini karena siapapun yang akan menjadi warga SH TUNASMUDA WINONGO, maka diwajibkan untuk langung datang ke pusat d Madiun dan dikecer langsung, SH TUNAS MUDA tidak membuka cabang dimanapun.

Senin, 19 Juli 2010

KSATRIA

Sayamenulisartikel ini saat kondisi Psikis dalam keadaan labil.Kesabaransayasedang di uji,tapi saya berusaha sekuat tenaga untuk melepaskandiridari ego,melihat lebih luas pada hamparan pemikiran yangrealistis.Sayayang sampai hari ini meyakini falsafah sesepuh SH :Sekeras-kerasnyahati dan pribadi seseorang akan luluh juga jikadihadapi dengankelembutan dan kasih sayang.
Tapi dimanakahfalasafah ini sekarangberada ?di dalam hati sering datang danpergi,Nafsu ingin membunuhsering menghampiriku…karena kenyataan dalamhidup ini.kalau tidakdiserang yang diserang,kalau menghindar itu butuhkesabaran,kalau tidakmenghindar pasti akan berlawanan……sebenarnyasikap seperti apa yangpaling bijaksana sebagai seorang pesilat ketikamenghadapi setiappermasalahan ?
Saya coba untuk menterjemahkannya dengan segenap kemampuan ,walau ini tidak cukup untuk melampiaskan rasa jengkel.

Tanpamengurangirasa hormat saya, terhadap para pendahulu ilmu beladiri,serta apa yangdiajarkan mereka, saya mencoba menulis apa yang sayabisa artikan sampaisaat ini. Lagipula, saya hanyalah manusia dalamperjalanan.
Pertamaadalah saya sering kali mendengar banyak sekaliocehan gak jelas dariteman- teman saya, tentang gimana mereka bertahankalau diserang. Denganhormat terhadap kaum feminis, dan pemerhatikemanusiaan, perkelahian itutidak mengenal belas kasihan, perkelahianitu bukan kompetisi dengansegala aturan.
Perkelahian adalah dimanamakhluk mengeluarkan instingdasar mereka untuk bertahan hidup, tidakada lg batas halal atau haram,mereka akan mengoptimalkan seluruhpotensi dirinya, untuk selamat.Bukan sematabaku hantam bogem mentah, atau saling mengunci satu samalain.Bayangkan sebuah tusuk gigi pun bisa melukai atau membunuh orangbiladitancapkan di mata atau bagian tubuh yang lunak. Itulahperumpamaangue, tentang tidak terbatasnya bentuk cara melawan. Melihatsegalasituasi dan kondisi dan memanfaatkannya 100% demi kemenangandankeselamatan nyawa. Tidak ada benar atau salah, tidak ada curangataujujur, tidak ada pengecut atau pemberani. Bahkan menjadi cukupberaniuntuk jadi seorang pengecut demi menyelamatkan pantat(nyawa) kitayangberharga.
Saya pernah mendengarbahwa manusia yang diberi talentauntuk berlidah tajam, akan menyerangdengan kata- kata pedasnya, lalumereka berharap bahwa orang akan takluksetelah itu. Dengan hormat,kepada semua orang yang merasa bacotnyadapat menaklukkan orang cumakarena orang yang dibacotin tidak membalas,faktanya kata- kata hanyaakan melukai emosional. Apapun sumpah serapahyang diberikan, tidakakan merubah status apapun. Mereka yang berlidahtajam akan mudahditaklukkan dan dibunuh, seperti rezim membungkam parademonstran.Karena pada dasarnya mereka membatasi instrumen bertahandirinya, danmerasa orang yang bungkam tidak mampu mencelakakan mereka.Percayalah,saat tidak ada batasan hukum yang bisa melindungi kalianorang- orangberlidah tajam, maka kalian tak lebih dari krim yang denganmudahdihancurkan. Jangan dorong orang ke titik itu.
Seorangdapat denganmudah, dengan sombongnya menyuguhkan bentuk- bentuk indahdaribeladiri, tp tanpa kejujuran, dan keefektifan, semua hanyalahomongkosong. Efektif dan jujur dalam bergerak, jangan berlebihan,janganterburu- buru, jangan aneh- aneh, selesaikan secepatnya, janganmembuatterlalu banyak bunga, ini bukan kontes keindahan. Bukan lg benaratausalah, tapi tepat atau tidak tepat. Lihat siapa musuhnya, dantaklukkandengan segala cara.
Mengapabeladiri itu bukan kompetisi? karenatidak ada kejujuran dalamkompetisi, pada satu titik beladiri harusmematikan lawan dengan caraapapun juga. Dengan kompetisi dan aturan,inti sari dari mengoptimalkansegala kemampuan menjadi hilang. Apakahmungkin untuk melakukan aksimenggigit bila sudah dalam posisi terkuncidalam kompetisi, atau menusukmata dan hal lain yang sifatnya mematikandalam sebuah iklim perlombaan ?
Orangyang hidup dalam jalanbeladiri mengerti bahwa mereka tidak boleh, tidakbisa dan tidak akanpernah membuka celah untuk serangan pada dirinya.Mereka secara rutinakan selalu memeriksa dirinya dan mencobameningkatkan kefektifandirinya. Mereka tidak akan memancing sebuahpermusuhan, karena mengertibahwa hal kecil akan bisa berkembang menjadibesar, sehingga berpeluanguntuk menjadi maut untuk dirinya. Merekatidak berteman, tidakberistri, tidak berhubungan dengan individu lainselain dirinya dantidak menciptakan keterikatan pada apapun, karenasadar bahwa setiapikatan dapat mencelakakan orang lain maupun dirinya.Sebagai contoh,mungkinkah seratus persen mengoptimalkan pertahanandiri, saat pikiranterpecah antara melindungi diri, atau melindungi yangdisayangi.
Hidup di jalan beladiri berarti 100% mengabdikan diri, segenap jiwa dan raga pada jalan ini. Seumur hidup mengasah diri

Rabu, 14 Juli 2010

....Hati dan cita rasa seni....

Kita telah begitu terobsesi dengan kepala. Seluruh pendidikn kita, seluruh peradaban kita, terobsesi dengan kepala karena kepala telah membuat berbagai kemajuan teknologi.Kita memikirkan semua itu.
Apa yang dapat diberikan hati kepada kita ? Benar, ia tidak dapat memberikan teknologi yang hebat, ia tidak dapat memberikan industri yang besar,ia tidak dapat memberikan uang. Ia dapat memberikan kegembiraan , ia dapat memberikan perayaan. Ia dapat memberikan perasaan yang luar biasa tentangn kecantikan, tentang musik,tentang puisi. Ia dapat membimbing saudara ke dalam dunia cinta, dan akhirnya ke dalam dunia pujian kepada Tuhan, tetapi semua ini tidak menghasilkan uang. Saudara tidak bisa menambah saldo rekening bank dengan hati, dan saudara tidak bisa berjuang dalam peperangan besar,dan tidak dapat membuat bom atom dan bom hidrogen, dan saudara tidak bisa menghancurkan orang orang dengan hati. Hati hanya tahu bagaimana cara mencipta dan kepala hanya tahu bagaimana cara menghancurkan. Kepala bersifat merusak, dan seluruh pendidikan kita terperangkap di dalam kepala.
Ketika kita semakin bergantung kepada kepala, ketika kita menjadi semakin tidak menghiraukan hati, kita akan menjadi semakin menderita. Kita menciptakan neraka di atas muka bumi dan kita akan menciptakan lebih banyak dan lebih banyak lagi pertupahan darah.
Surga adalah milik hati. Tetapi inilah yang terhadi : hati benar benar telah dilupakan,...tidak ada lagi orang yang memahami bahasa itu. Kita memahami logika, kita tidak memahami cinta.Kita memahami matematika kita tidak memahami musik. Kita menjadi lebih terbiasa dengan tata cara dunia dan nampaknya tidak ada orang yang berhasrat untuk pindah ke jalur yang tak diketahui, labirin cinta yang tak diketahui, tentang Hati.
Saudaraku , kita harus mengembalikan Hati, kita akan menjadi kembali sadar tentang alam. Kita akan kembali memiliki kontak dengan pohon , bunga teratai, wanginya wijoyo kusumo , atau semerbak harum bunga kenanga( winongo).Kita dapat kembali berdialog dengan Mutiara Hati yang bertahta .

Minggu, 04 Juli 2010

Melacak Akar Konflik Antar Perguruan Silat di Karisidenan Madiun

Kasus perkelahian antar perguruan silat yang di motori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) di karesidenan madiun akhir-akhir ini sangat marak dan melibatkan masa pendukung secara massif dan di sertai dengan pengerusakan serta jatuhnya korban jiwa.

Konflik yang berpangkal dari perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran tentang ideoligi keSHan merambat hampir seluruh karisedanan Madiun. Hadirnya konflik tersebut juga meinimbulkan keresahan dan ketidaknyaman berbagai lapisan masyarakat. Arkeologi Kekerasan SH Terate VS SH Winongo Perkelahian secara turun temurun antar SH Terate dan SH Winongo tidak lepas dari setting sejarah yang melatarbelakangi.

Kedua perguruan tersebut awalnya merupakan satu perguruan yaitu Setia Hati (diawali berdirinya Sedulur Tunggal Kecer) yang berdiri di kampung Tambak Gringsing Surabaya oleh KI Ngabei Soero Diwiryo dari Madiun pada tahun 1903. Pada tahun tersebut KI Ngabei belum menamakan perguruannya dengan nama Setia Hati namun, bernama “Joyo Gendilo Cipto Mulyo” hanya dengan 8 orang siswa, didahului oleh 2 orang saudara yaitu Noto/Gunadi (adik kandung KI Ngabei sendiri) dan kenevel Belanda. Organisasi silat tersebut mendapat hati di kalangan masyarakat sekitar tahun 1917, yang mana Joyo Gendilo Cipto Mulyo mealkukan demonstarsi silat secara terbuka di alun–alun Madiun dan menjadikannya sebgai perguruan yang popular di kalangan masyarakat karena gerakan yang unik penuh seni dan bertenaga.

Pada tahun 1917 Joyo Gendilo Cipto Mulyo bergati nama dengan Setia Hati. Pendiri perguruan tersebut meninggal pada tanggal 10 November 1944 dalam usia 75 tahun, dengan meninggalkan wasiat supaya rumah dan pekarangannya diwakafkan kepada Setia Hati dan selama bu Ngabei Soero Diwiryo masih hidup tetap menetap di rumah tersebut dengan menikmati pensiun dari perguruan tersebut.

KI Ngabei dimakamkan di Desa Winongo Madiun dengan batu nisan garnit dengan dikelilingi bunga melati. Dan oleh berbagai kalangan makam Ki Ngabei dijadikan pusat dari perguruan Setia Hati. Dan pada Tahun 1922 Murid KI Ngabei Soero Diwiryo mendirikan Setia Hati Teratai sebagai respon untuk mengembangkan Pencak silat dengan ideologi ke SH an.

Pertentangan Ideologi memulai memuncak ketika pendiri SH meninggal yang mana konflik tersebut di motori oleh dua murid kesayangan Ki Ngabei Soero Diwiryo yang mengakibatkan pecahnya SH dan terbagi dalam 2 wilayah teritorial yaitu SH Winongo yang tetap berpusat di Desa Winongo dan SH Terate di Desa Pilangbangau Madiun.

Konflik kedua murid merambat sampai akar rumput sampai sekarang yang di penuhi rasa kebencian satu sama lain. Belum lagi konflik di perparah kepentingan politik dan perebutan basis ekonomi. Basis pendukung antar kedua perguruan di bedakan oleh perbedaan kelas juga. SH Winongo berkembang dalam alan perkotaan dan basis pendukungnya adalah para bangsawan atau priyayi sedangkan SH Teratai berkembang di wilayah pedesaan dan pinggiran kota. Perpecahan kedua perguruan tadi juga terletak dalam strategi pengembangan ideologi yang satu bersifat ekslusif sedangkan Hardjo Utomo ingin membangun SH yang lebih bisa diterima masyarakat bawah guna melestarikan perguruan.

Melihat dari latar belakang tersebut konflik yang tejadi adalah konflik identitas yang mana kedua perguruan tersebut saling mengklaim kebenaran pembawa nilai Ideoligi SH yang orisinil dan menganggap dirinya yang paling baik dan benar. Klaim kebenaran terus menerus di reproduksi sehingga membentuk praktek–praktek diskursif yang saling meyalahkan satu sama lain.

Konflik yang di gerakkan oleh klaim kebenaran pemegang otoritas tunggal ideologi ke SH an juga di dukung olehkultur agraris masyarakat setempat yang dalam kehidupan sehari-hari tidak mempunyai kegiatan selain bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari. Tumbuh suburnya perguruan silat di karesidenan Madiun juga di topang oleh idelogi pencak silat yang di olah kebatinan kejawen yang sangat familiar dalam kehidupan sehari–hari.

Implikasinya kelompok silat menjadi suatu yang itegral dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat juga ikut melestarikan konflik di sebabkan tingkat partisipasinya dalam kelompok silat sangat tinggi. Hadirnya kelompok silat dalam masyrakat agraris adalah sebuah media sosial untuk melepaskan rutinitas sehari–hari dan sebagai pelepas tekanan kemiskinan yang sering di derita masyarakat petani.

Partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kelompok silat dan di barengi sentimen ideologis yang kuat dan cenderung emosional dalam bertindak seringkali di manfaatkan oleh kelompok kepentingan yaitu oleh para politisi lokal untuk mendukung parpol yang di pimpimnya. Fenomena tersebut bisa di lihat Mantan Bupati Ponorogo Markum pada tahun 1998 lalu bergabung menjadi anggota kehormatan SH Terate. Maka kelompok silat yang jumlahnya ribuan sangat potensial untuk mendukung kepentingan parpol tertentu.

Hadirnya nuansa politisasi dalam sebuah organisasi silat yang menambah rantai konflik semakin panjang dan sangat sulit untuk diselesaikan. Pertarungan eksistensi antara SH Winongo dan SH Terate juga ber imbas pada perekutan anggota sebanyak–banyaknya. Dalam memperebutkan anggota juga sebagai perebutan basis ekonomi. Hasil Penelitian yang di lakukan oleh E. Probo dia mengambil contoh SH Terate (2002 :6 makalah diskusi), untuk satu kali pelantikan setiap bulan Sura [bulan pertama dalam kalender Jawa], Terate melakukan pelantikan sejumlah 1000-2000 anggota baru.

Jika satu anggota membayar 700 ribu rupiah, maka uang yang akan masuk ke organisasi dalam satu tahun adalah Rp 700 juta hingga 1,4 milyar rupiah !!! Jumlah yang fantastis. Ini menarik sekali, sebuah organisasi silat dengan jumlah anggota 35.000 orang dan pemasukan 700 juta hingga 1,4 milyar rupiah per tahun. Maka bila salah satu perguruan silat menguasai satu daerah maka dengan sekuat tenaga akan mempertahankan,karena di situlah eksitensi sebuah perguruan silat di pertaruhkan di lain itu mereka juga tidak mau kehilangan basis ekonominya.

Penutup

Konflik Identitas antara SH Winongo dan SH Teratai yang di mulai dengan klaim kebenaran tentang pemegang teguh ajaran ke SH an sekarang mulai merebak pada perebutan basis ekonomi serta di manfaatkanya kelompok silat sebagai penyokong parpol tertentu.

Di lain sisi masyrakat pun ikut melestarikan adanya konflik tersebut. maka untuk menghindari adanya konflik ideologis yang berkepanjanngan perlu di lakukan tindakan yang tegas oleh aparat kepolisian. Serta pemerintah daerah setempat harus menciptakan media sosial yang lain yang dapat membuat masyarakat keluar dari rutinitas sehari-hari dan terlepas dari berbagai tekanan sosial ekonomi yang selalu menghatui.

Selain itu pemerintah daerah harus mempunyai program pembangunan yang berorentasi pada kesejahteraan rakyat.karena kita ketahui hadirnya konflik tersebut tidak lepas dari budaya kemiskinan masyarakat setempat

TUJUAN IKUT BELADIRI

Untuk mengkaji beladiri hendaklah kita tidak menyimpang dari Aqidah Islamiyah, karena mengkaji beladiri tanpa pengetahuan yang mendukung dapat mengakibatkan rusaknya Aqidah Islamiyah kita, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Dasar pengkajian yang kita lakukan hendaklah sesuai dengan firman Allah sebagai berikut :

” Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya”. (QS Al Israa’ : 36)

Di dalam ayat tersebut di atas Allah menginginkan kita sebagai hambanya untuk mengadakan penelitian yang mendalam tentang sesuatu yang akan ita kerjakan atau kita ikuti. Begitu pula dengan masalah beladiri yang akan kita ikuti harus kita teliti terlebih dahulu.

Dengan penelitian ini diharapkan kita sebagai umat Islam tidak terjebak dengan permasalahan dan perbuatan kita yang merusak aqidah kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kita semua yang berminat mengkaji beladiri berada di jalan Allah.

Suatu aliran beladiri bisa dikatakan Islam jika sudah memenuhi kriteria berikut :

A. Niat untuk Belajar Beladiri

Niat merupakan sesuatu yang menentukan pekerjaan kita, apakah dapat dinilai sebagai ibadah ataupun tidak oleh Allah. Begitupun mempelajari beladiri segalanya tergantung oleh niat kita apakah hanya mencari sehat, atau tujuan lainnya, sebagaimana hadits berikut :

” Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya” (HR Bukhari)

” Dan barang siapa menghendaki pahala dunia niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu dan barang siapa menghendaki pahala akhirat kami berikan pahala akhirat itu ” (QS Ali Imran : 145)

Hendaklah tujuan dalam mempelajari beladiri hanyalah untuk membela hak kita sebagai seorang muslim yang menjadi khalifah di muka bumi ini.


B. Baik dari Segi Aqidah
a. Janji yang diucapkan dalam beladiri
Janji yang diucapkan haruslah sesuai denga ketentuan syariah dan melanggar batas-batas yang diharamkan Allah

b. Perhatikan dan teliti lambang yang digunakan
Lambang beladiri tidak boleh menyalahi syariah, misalnya :
o Segitiga sama kaki, baik terbalik ataupun tidak ini melambangkan kaum zionis Yahudi
o Swastika melambangkan aqidah Hindu / Budha
o Bintang Segi Enam yang terdiri dari dua buah segitiga sama kaki, ini melambangkan Bintang Yahudi
o Dan lain-lain

c. Perhatikan cara penghormatan (sikap tangan dalam penghormatan)
Siap tangan banyak yang tanpa kita sadari melambangkan suatu aqidah agama lain.

Berikut akan kita lihat arti sikap tangan (mudra) dalam kita Weda Parikrama susunan G.Pudja terbitan tahun 1972 di halaman 57 berbunyisebagai berikut : ” Tiap arah dengan nama mudra tersendiri dalam tiap mudra melambangkan aspek dewata dengan arti tujuan tertentu”.

Jadi kalau kita melakukan penghormatan dengan sikap tangan yang melambangkan suatu dewa tertentu, berarti kita telah mensekutukan Allah secara tidak langsung.

d. Teknik pernafasan yang digunakan
Memahami teknik pernafasan sama pentingnya dengan memahami sikap tangan. Banyak teknik pernafasan yang menggunakan metode pernafasan agama lain yang bagi mereka merupakan salah satu cabang ibadah. (misalnya pernafasan Yoga)

e. Cara meningkatkan kemampuan diri
Tidak diperkenankan menggunakan bacaan-bacaan tertentu ataupun upacara-upacara tertentu yang mempunyai syarat tertentu pula, maka kita akan terjerumus dalam masalah kemusyrikan, misalnya puasa 7 hari berturut-turut dan tidak tidak tidur dengan dzikir tertentu untuk mendapatkan ilmu kebal, ilmu kekuatan dan atau dengan cara dilakukan pembukaan sebelum belajar tenaga dalam, sehingga setelah dibuka seseorang akan meningkat kemampuannya.

Latihan fisik harus benar-benar mengerahkan kemampuan fisik, jangan dicampuri dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan latihan fisik.

f. Cara melakukan jurus / gerakan dalam beladiri
o Tidak melakukan gerakan yang seronok dan menggunakan alat bantu yang tidak sesuai syariah, misalnya jurus mabuk yang akan efektif digunakan dengan cara minum minuman keras terlebih dahulu
o Percampuran antara pria dan wanita.
o Menyamakan jurus pria dan wanita sehingga terjadi perubahan gerak dan perilaku seorang wanita menjadi seperti seorang pria atau seorang pria yang berubah menjadi wanita.
o Pakaian pria dan wanita harus sesuai dengan kaidah syariah yaitu menutup aurat dan tidak menyerupai satu sama lain.

” Rasulullah melaknat laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki’. (HR Bukhari)

” Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian serupa pakaian perempuan dan perempuan yang berpakaian serupa pakaian laki-laki. (HR Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Hakim)

C. Baik dari Segi Kesehatan
Salah satu tujuan dan hasil beladiri adalah badan yang sehat dan kuat, sehingga setiap gerakan harus selalu mendukung kearah sana. Tidak diperkenankan melakukan gerakan yang akan merusak atau memperlemah badan kita.

Misalnya gerakan yang tidak tepat adalah :
o Cara menendang yang salah yaitu mengunci sendi lutut sehingga dua tulang di bawah tempurung lutut beradu, pada akhirnya mengakibatkan lecet.
o Cara memukul yang salah yaitu mengunci sendi sikut yang dapat mengakibatkan terjadinya lecet pada tulang hasta akibat berbenturan tulang
o Memukul-mukul benda keras tanpa lapisan lunak dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan asam urat yang akan menyebabkan trauma sendi.
o Memukul-mukul leher yang mengakibatkan pusat sistem saraf yang berada di batang otak terganggu.
o Melakukan pemanasan yang tidak tertib seperti menahan nafan dengan keras atau gerakan pemanasan yang terlalu keras pada awal latihan. Ini dapat mengakibatkan sistem peredaran darah terganggu akibat sendi, otot, jantung belum dipanaskan terlebih dahulu.
o Dan lain-lain yang perlu diteliti dari segi kesehatan agar tidak terjebak pada hal-hal yang mendzolimi diri sendiri.